Apasih Makna Hari Suci Purnama Tilem?
3:52 AM![]() |
Pura Rambut Siwi |
'Muah ana we
utama parersikan nira Sanghyang Rwa Bhineda, makadi, Sanghyang Surya Candra,
atita tunggal we ika Purnama mwang Tilem. Yan Purnama Sanghyang Wulan ayoga,
yan ring Tilem Sanghyang Surya ayoga ring sumana ika, para purahita kabeh
tekeng wang akawangannga sayogya ahening-hening jnana, ngaturang wangi-wangi,
canang biasa ring sarwa Dewa pala keuannya ring sanggar, Parhyangan, matirtha
gocara puspa wangi"
Artinya,
Ada hari-hari
utama penyelenggaraan upacara persembahyangan Sang Hyang Rwa Bhineda dengan nilai keutamaanya sejak dulu yaitu hari
Purnama dan Tilem. Pada hari Purnama, bertepatan dengan Sanghyang Candra
beryoga dan pada hari Tilem, bertepatan dengan Sanghyang Surya beyoga
memohonkan keselamatan kepada Hyang Widhi. Pada hari suci ini, sudah seyogyanya
para rohaniawan dan semua umat manusia menyucikan diri lahir batin dengan
melakukan upacara persembahyangan dan menghaturkan yadnya kehadapan Hyang Widhi”.
Hari Purnama atau sukla paksa yakni pemujaan terhadap Sang Hyang Chandra, sebagai
pemberi energi kehidupan bumi beserta segala isinya. Purnama atau kebhaktian
yang penuh disimbulkan dengan “full moon”,
bulan yang penuh dan terang benderang. Secara filosofis makna Purnama bagi umat
Hindu yakni diharapkan mampu membentengi dan menjaga diri agar tetap dalam
kesadaran, kecemerlangan pikiran dan jiwa. Dalam membentengi diri kita dapat
menggunakan 15 (lima belas) senjata ampuh yang terdiri dari Panca Nyama Brata
yang merupakan lima tingkah laku moral atau susila menuju pada kesucian batin,
dan Dasa Nyama Brata, yang merupakan sepuluh cara menuju tingkah laku yang baik
dan berbudi pekerti luhur.
Tilem (bhakti kelem/kresna paksa), dilakukan
pemujaan terhadap Sang Hyang Surya sebagai pelebur segala kekotoran (mala).
Secara filosofis Tilem merupakan kebaktian yang mendalam, dimana hati dipenuhi
dengan kelembutan, kewaspadaan dan kewaskitaan. Senantiasa eling dan waspada
sehingga tidak terpengaruh oleh nafsu-nafsu jahat, serta kegelapan dalam diri.
Senantiasa ada dalam perlindngan-Nya dengan cara sujud dan bhakti
kehadapan-Nya.
Jika seseorang sudah dipenuhi dengan kebaktian yang tulus maka
nafsu-nafsu jahat akan sulit mempengaruhinya. Untuk memerangi nafsu jahat, pada
hari suci Tilem atau bulan mati yang diidentikan dengan kegelapan pikiran, maka
umat Hindu diberikan kekuatan atau senjata untuk membentengi diri dengan lima
belas senjata yang disebut Panca Yama Brata dan Dasa Yama Brata, yang merupakan
lima tingkah laku yang mengarah pada kesucian dan sepuluh tingkah laku menuju
pada kesucian bathin. Kesemuanya itu merupakan cara berprilaku susila dan
moralitas yang menuntun pada kesadaran Atman.
Bulan Purnama
dan tilem juga sering diistilahkan dengan hati atau pikiran manusia yang sedang
menyusut dan terang benderang. Dengan perumpamaan yang berbasis pada kekuatan
kala (waktu). Bulan disimbolisasikan dengan ketua dewatanya pikiran (Candrama Manaso Jatah). Itulah sebabnya
hati dan pikiran manusia kadang-kadang menyamai sifat dewata.
Jadi bisa
dikatakan, jika pikiran seseorang sedang keruh, dimasuki oleh sifat-sifat
angkara murka, maka bulan dewatanya sedang menyusut menuju kegelapan (Tilem).
Sedangkan jika manusia menemukan suatu kesadaran dan kecemerlangan pikiran maka
disimbolisasikan pikiran manusia menuju kesadaran (Purnama).
Selamat
melaksanakan persembahyangan Purnama Tilem, semeton sedharma. Rahajeng.
0 comments