Bahkan Kita Lupa Membuang Sampah Sisa Sembahyang Di Pura

2:22 AM


Pemangku bersama pemedek seusai sembahyang, membersihkan sampah yang berserakan di natar pura Candi Narmada

Setiap pagi saat sekolah, kita pasti pernah merasakan membersihkan ruang kelas dan halaman sekolah, minimal seminggu sekali. Itu pasti. 

Tahu kan, bagaimana susahnya membersihkan Sampah disela-sela bangku. Bahkan bangku yang beratnya (mungkin lebih berat dari badan saya) harus diangkat dan dirapikan kembali. ‎Cukup berat. Apalagi usai perayaan hari Raya Saraswati di sekolah, pasti melelahkan membersihkan Sisa sembahyang yang menggunung. 


Nah, semenjak dewasa. Banyak dari kita yang lupa membuang sampah sisa sembahyang. Saat purnama tilem, atau pun hari Raya dan piodalan di pura. Berbagai jenis bunga menghiasi canang yang kita bawa. Namun setelah usai melaksanakan panca sembah, bunga yang indah itu berserakan begitu saja di pelataran Pura. 

Sehabis Jero Mangku 'nibakang' tirta, kita pun langsung berdiri dan, ntah tidak peduli dengan sisa bunga dan plastik. Kadang ada yang beranggapan, menyisakan canang, bunga, sampian sebagai ciri kita telah melaksanakan upacara persembahyangan. Namun apakah benar seperti itu?

Purnama kemaren saya berkesempatan sembahyang di Pura Candi Narmada, ya mungkin setiap Purnama saya berusaha menempatkan diri. Cukup ramai, saya memilih datang pada jam 10 malam. Berangkat dari Sidakarya, jalanan terasa sudah cukup lengang. Dan pemedek di Pura pun sudah tidak terlalu ramai. 

Mulai dari tempat parkir, pemandangan Sampah canang, bunga dan kantong plastik dimulai (sebagai seorang Hindu Bali, saya tahu mana Sampah dan mana cang yang masih dalam prosesi upacara). 

Hingga masuk ke plataran pura, semakin banyak Sampah yang kita temui. Padahal, hampir di setiap sudut pura disediakan tempat Sampah atau setidaknya  disamping tempat Sampah itu, kita bisa temukan tumpukan sisa canang yang menumpuk jadi satu. 

Banyak dari pemedek yang enggan membawa canang atau bunga sisa sembahyang ke tempat yang disediakan tersebut. Ntah apa yang dipikirkan, namun kondisi tersebut tentu membuat tidak nyaman pemedek berikutnya yang akan melaksanakan persembahyangan. 

Hal lumrah dalam pikiran saya , Kalau pura kotor, nanti akan ada pengayah yang membersihkan. Nah, malam itulah kesempatan saya melihat langsung dan turut ngayah bersama pengayah lainnya. Tahukah kita, Jero mangku, penglingsir pura, pengurus pura, turun langsung membersihkan sisa sembahyang kita tengah malam itu. 

Mungkin gampang dan memang wajib jika pemangku yang harus membersihkan sisa canang di pelinggih atau piasan pura. Tapi di lantai tempat kita sembahyang apakah juga kewajiban beliau? 

Mari berpikir jernih, Jangan meninggalkan Sampah apapun kecuali canang dan aturan di pelinggih pura. Jangan biarkan Sampah plastik berserakan di Pura. Membersihkan Sampah juga merupakan wujud Bakti kita kepada Tuhan.

You Might Also Like

0 comments